Makalah Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT)

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN TEORI PERILAKU EMOTIF RASIONAL
Terapi perilaku emotif rasional (Rational Emotive Behaviour Therapy, selanjutnya disingkat REBT) adalah sistem psikoterapi yang mengajari individu bagaimana sistem keyakinannya menentukan yang dirasakan dan dilakukannya pada berbagai peristiwa dalam kehidupan.  Penekanan REBT pada cara pikiran mempengaruhi perasaan menempatkan pendekatan ini pada aliran terapi perilaku-kognitif dimana REBT ini menjadi salah satu pendiri aliran tersebut.
B.     PERKEMBANGAN REBT
REBT didirikan tahun 1955 oleh Albert Ellis, seorang psikolog klinis Amerika. Semula dia melakukan praktik psikoanalisis, tetapi dia lalu sangat tidak setuju dengan sudut pandang psikoanalisis tersebut yang menyatakan bahwa problem-problem emosional berakar pada pengalaman-pengalaman masa kecil.
Ellis lebih tertarik pada bagaimana individu lebih memilih mengelola masalah-masalahnya dengan sistem-sistem keyakinannya ketimbang bagaimana problem-problem tersebut diperoleh. REBT dapat memeriksa bagaimana dia menggunakan kejadian-kejadian atau situasi-situasi sekarang ini untuk memperkuat gambaran diri negatifnya. Untuk menyoroti kegunaan alasan dalam mengatasi pikiran yang menghasilkan gangguan, Ellis semula  menyebut REBT sebagai “ terapi rasional”. Namun, nama tersebut membuat anggapan yang keliru bahwa mengeksplorasi  emosi-emosi klien tidak begitu penting bagi Ellis. Untuk melawan pemahaman itu, dia mengubah namanya pada 1961 menjadi Terapi Emotif Rasional ( Rational-Emotive Therapy, RET). Pada 1993 RET berubah menjadi Terapi Perilaku Emotif Rasional (REBT).


C.    TEORI DAN KONSEP DASAR
1.      Model ABCDE gangguan dan perubahan emosional
A = ACTIVATING EVENT
Peristiwa yang memicu.
B = BELIEFE
Keyakinan yang mendasari pandangan seseorang tentang peristiwa tersebut.
C = EMOTIONAL and BEHAVIOURAL CONSEQUENCE
konsekuensi perilaku dan emosi terutama ditentukan oleh kepercayaan seseorang tentang peristiwa tersebut.
D = DISPUNTING
mendebatkan keyakinan yang menyebabkan gangguan ( misalnya, tentu saja, aku lebih suka tidak kehilangan pekerjaan, tapi ada alasan dalam analisis akhir mengapa itu tidak harus terjadi padaku)
E = EFFECTIVE
pandangan rasional efektif dan baru yang diikuti perubahan emosional dan perilaku akan dibuat menjadi berlebihan, tetapi kembali masuk ke dunia dalam rangka mencari pekerjaan baru.

REBT menegaskan keyakinan yang kaku dan absolute bentuk “ mesti”, “seharusnya”, “harus”, dan sejenisnya.
Ada 3 kesimpulan utama yang bisa ditarik dari sikap “ harus “ , “ seharusnya “ , dan sejenisnya :
1.                  Pemburukan > Peristiwa negatif begitu buruk sehingga bahkan melampaui pemahaman manusia.
2.                  Toleransi frustasi yang rendah > Ketidakmampuan individu untuk memikul ketidaksenangan yang dipersepsikan untuk bertahan terhadap ketidaknyamanan atau frustasi dalam kehidupan mereka yang seharusnya mereka lakukan.
3.                  Pengutukan diri sendiri dan atau orang lain > memberikan label negatif pada diri sendiri berdasarkan tindakan.
Keyakinan kaku seperti itu disebut irasional atau merugikan diri sendiri karena dipandang tidak logis dan tidak realistis. Keyakinan itu menghambat atau menginterferensi upaya klien untuk mencapai tujuan untuk berubah. Ellis percaya bahwa semua manusia punya kecenderungan biologis atau bawaan yang kuat untuk berpikir secara irasional.
Untuk menangani problem emosional yang disebabkan diri sendiri dan untuk mendapatkan kesehatan emosional, REBT menyarankan untuk mengembangkan sistem keyakinan berdasarkan  preferensi, keinginan, hasrat, yang fleksibel dan tak absolute. Kepercayaan itu disebut rasional atau membentuk diri sendiri karena dipandang logis dan realistis. Kepercayaan itu membantu pencapaian tujuan dan biasanya mengurangi tingkat tekanan emosi kita, sehingga memfasilitasi pemecahan problem praktis. Dari preferensi dan keinginan tersebut muncul 3 kesimpulan utama dan alternatif konstruksi untuk tiga kesimpulan sebelumnya :
1.                  Anti pemburukan
2.                  Toleransi frustasi tinggi
3.                  Penerimaan diri dan orang lain
REBT menunjukan bahwa kita punya kecenderungan berbasis biologis untuk memikirkan pikiran kita, yaitu, merefleksikan secara rasional ide – ide irasional kita, dan selanjutnya melawan atau meminimalkan dampak yang berpotensi merugikan pada pikiran yang bias dan menyimpang.
2.       Dua Tipe Gangguan
REBT menyatakan bahwa dua tipe gangguan emosional mendasari banyak, atau semua, problem neurotik, yaitu, problem – problem seperti perasaan bersalah yang tidak melibatkan kehilangan kontak dengan realitas atau tidak disebabkan oleh penyakit fisik. Tipe pertama, gangguan ego dan berhubungan dengan tuntutan – tuntutan yang dibuat oleh seseorang kepada dirinya sendiri orang lain, dan atau dunia.
Tipe kedua, disebut gangguan ketidaknyamanan dan melibatkan tuntutan – tuntutan yang dibuat oleh seseorang kepada dirinya sendiri, orang lain, atau dunia yang mengharuskan adanya kondisi kenyamanan hidup dan saat tuntutan – tuntutan tersebut tidak ada, orang tersebut biasanya memperlihatkan toleransi frustasi yang rendah.
3.       Memahami Keadaan Emosional
Yang mendasari emosi – emosi negatif tidak sehat adalan tuntutan – tuntutan ada kesimpulan – kesimpulan. Yang mendasari emosi – emosi negatif sehat adalah kesukaan – kesukaan dan kesimpulan – kesimpulan. Mengubah emosi – emosi negatif tidak sehat menjadi emosi negatif sehat melalui perubahan keyakinan dapat membantu individu untuk memperlihatkan apa yang dirasakannya tidak harus diperlihatkan, dan dengan demikian membantunya beradaptasi secara konstruktif terhadap realitas yang kasar dan kejam.
4.       Harga diri versus penerimaan diri
Banyak pendekatan konseling ingin meningkatkan harga diri klien agar ia dapat merasa nyaman dengan dirinya. Dari sudut pandang REBT pendekatan itu banyak kekurangannya. Harga diri dilihat sebagai bentuk pengukuran atau pertimbangan  individu berdasarkan perilaku, sifat, prestasi, kepemilikan  dan seterusnya. Harga diri biasanya hanya bekerja sesaat dan membawa potensi gangguan emosional saat berbagai hal mulai berubah dalam kehidupan seseorang. Agar tidak terjadi maka REBT mendukung penerimaan diri tanpa syarat dimana setiap indivudi menolak untuk mengukur  atau menilai dirinya, tak peduli apapun yang terjadi  dalam hidupnya.
5.      Peran wawasan
Pengabdian distress ( hendaya )dapat dirangkum dalam tiga wawasan utama REBT :
1.      Gangguan emosional sebagian besar ditentukan oleh keyakinan irasional
2.      Kita masih merasa terganggu saat ini karena terus-menerus mencuci otak kita sendiri  dengan keyakinan – keyakinan seperti itu.
3.      Satu – satunya cara untuk menanggulangi gangguan kita adalah dengan bekerja keras, gigih, kadang – kadang seumur hidup, dan dengan berlatih untuk berpikir, berperasaan, dan bertindak dengan kuat melawan keyakinan irasional.

D.    PRAKTIK
1.       Tujuan REBT
REBT membantu individu – individu menanggulangi problem – problem perilaku dan emosi mereka untuk membawa mereka ke kehidupan yang lebih bahagia, lebih sehat, dan lebih terpenuhi. Terapis REBT bertujuan membuat menjadi terapis bagi diri mereka sendiri untuk memecahkan problem – problem di masa sekarang dan masa mendatang.
2.      Solusi elegan dan tak elegan
Strategi perubahan klien yang disukai dalam REBT, adalah membuat klien melepaskan segala yang mengharuskan dirinya secara kaku ( contohnya “aku harus”, “aku sebaiknya” dan sebagainya) tak hanya problem-problem yang sedang dihadapi, namun juga dari kehidupan mereka, untuk meminimalkan gangguan emosi di masa depan.
3.      Memperkenalkan REBT pada klien
Disini klien ditunjukan dua bentuk tanggung jawab, yaitu  emosional dan terapeutik. Untuk membantu klien menyerap tanggung jawab tersebut, terapis REBT mengajari klien untuk memisahkan problem yang sedang dihadapi klien menjadi komponen A ( kejadian atau situasi ), B (keyakinan), C ( emosi dan perilaku ).
4.      Hubungan antara terapis dank lien
Terapis REBT biasanya berhati – hati untuk tidak menunjukan kehangatan terlalu besar karena itu justru memperkuat kebutuhan klien untuk dicintai dan diterima dan menyakinkan bahwa dukungan yang banyak, alih – alih kerja keras, adalah jawaban untuk mengatasi masalahnya.
5.        Asesmen
Terapis REBT mencari informasi yang jelas dan spesifik dari klien pada sesi pertama untuk menempatkan masalahnya dalam bingkai kerja ABC.
6.      Teknik kognitif
Klien diajar untuk memeriksa bukti – bukti yang mendukung dan menentang keyakinan irasioanalnya dengan menggunakan tiga kriteria umum :
a.      Logika
b.      Realisme
c.       Kemanfaatan

7.       Teknik perilaku
Teknik ini dinegosiasikan dengan klien atas dasar sifatnya yang menantang, tetapi tidak sampai membuat kewalahan, yaitu, tugas – tugas yang cukup menstimulus untuk mewujudkan perubahan terapeutik, namun tidak terlalu menakutkan karena justru akan menghambat klien menjalankan tugas – tugas tersebut. Ini sepenuhnya melibatkan emosi klien saat ini dengan penuh semangat awal keyakinan – keyakinan irasionalnya. Teknik ini merupakan pelatihan penyerangan rasa malu dimana klien berperilaku dengan cara yang memalukan di kehidupan nyata untuk menimbulkan cemooh atau celaan publik.
8.      Teknik emotif
Teknik ini merupakan latihan penyerangan rasa malu dimana klien berprilaku dengan cara yang ‘memalukan” di kehidupan nyata untuk menimbulkan cemoohan atau celaan public, misalnya mengajak anjing imajiner berjalan-jalan, dan pada saat yang sama berusaha keras menerima iri dengan pernyataan-pernyataan rasional seperti “ hanya karena aku bertingkah bodoh, tidak berarti aku seorang bodoh”.

9.   Teknik imajeri
Teknik utama adalah teknik imajeri emotif – rasional dimana klien didorong untuk merasa cemas dengan membanyangkan melakukan prestasi yang buruk dihadapan kolega – koleganya dan kemudian, tanpa mengubah rincian dari gambar mental tersebut, mengubah emosi sang kjlien pada satu hal yang dicemaskan. Perubahan emosi tersebut terjadi pada klien yang menggantikan keyakinan irasionalnya dengan keyakinan irasional.
10.   Proses perubahan terapeutik
Proses ini meliputi beberapa langkah untuk dipelajari klien :
a.      Bahwa individu – individu pada umumnya membuat gangguan – gangguan emosional mereka sendiri mengenai peristiwa – peristiwa  kehidupannya melalui pikiran irasional.
b.      Bahwa individu – individu memiliki kemampuan untuk memperkecil atau menghilangkan gangguan – gangguan tersebut dengan mengidentifikasi, menantang, dan mengubah pola – pola kaku pemikiran mereka.
c.       Untuk memperoleh pola pikir yang rasional atau fleksibel.
11.   Bentuk sesi terapis yang khas
Sesi ini termasuk lingkup agenda topik yang akan dibicarakan untuk menjaga terapis  dank lien tetap berfokis pada problem – problem klien.

DAFTAR PUSTAKA

Palmer, Stephen.2010.konseling dan psikoterapi.Yogyakarta : Pustaka pelajar
Gibson, Robert L., & Mitchell, Marianne H. 2011. BIMBINGAN DAN KONSELING. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT)"

Posting Komentar